Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda,
أَتَاكُمْ رَمَضَانُ شَهْرٌ مُبَارَكٌ".
“Telah datang kepada kalian Ramadhan, bulan yang diberkahi”.
(HR. Nasa’iy)
Asal makna keberkahan ialah hal baik yang banyak dan abadi.
Demikian keterangan yang disampaikan Imam Nawawiy rahimahullah.
Apa saja keberkahan yang dikandung bulan Ramadhan?
Diantaranya:
Pertama: Berkah semangat ibadah yang berlipat-lipat
Biasanya, saat masuk bulan Ramadhan, suasana masjid semakin semarak. Mulai dari menjelang Maghrib, sudah ada buka puasa bersama. Di malam harinya, jamaah shalat Tarawih membeludak hingga ke emperan masjid. Jamaah Shubuh yang biasanya cuma sebelas (1 imam plus 1 makmum), mendadak menjadi berbaris-baris. Lalu dilanjutkan dengan kuliah subuh. Anak-anak semakin rajin menghadiri TPQ.
Instansi-instansi pemerintahan maupun swasta tidak kalah berlomba mengadakan pengajian.
Mengapa berbagai fenomena positif itu kerap terjadi di bulan Ramadhan?
Itulah salah satu bukti keberkahan Ramadhan. Semangat beribadah membara, sebab para ‘provokator’ kejahatan dibelenggu Allah Ta’ala.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menerangkan,
"تُفْتَحُ فِيْهِ أَبْوَابُ السَّمَاءِ وَتُغْلَقْ فِيْهِ أَبْوَابُ الْجَحِيْمِ وَتُغَلُّ فِيْهِ مَرَدَةُ الشَّيَاطِيْنِ".
“Pintu-pintu langit dibuka dan pintu-pintu neraka ditutup. Serta setan-setan jahat dibelenggu”.
(HR. Nasa'i)
Kedua: Berkah berkurangnya kejahatan
Kejahatan lisan, tangan, mata, telinga, semakin berkurang. Sebab puasa sejati bukan sekedar puasa perut dari makan dan minum, atau sekedar puasa kemaluan dari hubungan biologis dengan pasangan yang sah.
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan,
"لَيْسَ الصِّيَامُ مِنَ الْأَكْلِ وَالشُّرْبِ، إِنَّمَا الصِّيَامُ مِنَ اللَّغْوِ وَالرَّفَثِ، فَإِنْ سَابَّكَ أَحَدٌ أَوْ جَهِلَ عَلَيْكَ فَلْتَقُلْ: إِنِّي صَائِمٌ، إِنِّي صَائِمٌ "
“Puasa (sejati) itu bukan sekedar menahan diri dari makan dan minum. Namun puasa (sejati) itu menahan diri dari hal tidak bermanfaat dan kata-kata kotor. Jika ada yang mencacimu atau berlaku bodoh terhadapmu, ucapkanlah, “Aku sedang berpuasa. Aku sedang berpuasa”.
(HR. Ibn Khuzaimah.)
Jika nafsu yang halal—semisal makan, minum dan hubungan biologis—saja terlarang untuk dijalankan di siang hari Ramadhan, apalagi nafsu yang jelas-jelas haram.
Contohnya: korupsi, share hoax, tindak teror menyakiti sesama, dusta dan lain-lain.
Selain keberkahan yang bersifat ukhrawi tersebut di atas, barangkali juga bisa dimasukkan keberkahan yang bersifat duniawi.
Yakni banyaknya orang di bulan Ramadhan ini yang bisa memperoleh pendapatan halal tambahan. Mulai dari bisnis jualan kurma, kue kering, hingga kelapa muda untuk buka puasa.
Wallahu a’lam…
Semoga kita semua mendapatkan kebaikan dan keberkahan bulan Ramadhan....
Barakallah fikum.
No comments:
Post a Comment